menjadi manusia?

"Manusia"
Apa yang terlintas di benak kalian ketika mendengar kata di atas?
"Egois? Baik? Jahat? Berambisi? Masih banyak lagi?"
Aku percaya bahwa manusia terlahir sebagai orang baik, namun aku juga percaya bahwa manusia berpotensi untuk menjadi jahat. Kadang akal mereka tinggi, kadang juga dangkal. Kadang mereka baik kadang juga mereka jahat.
Terkadang nalarku tak sampai menggapai logika mereka. Entah aku dan akalku yang belum dewasa ataukah memang mereka yang frontal. Kali ini aku benar-benar sedih, semua perkataannya melemahkan harapanku juga anganku. Ya mungkin aku yang terlalu "perasa" kata mereka, 
bolehkah aku mengela, satuu saja? 
Bukankah Tuhan menciptakan manusia dengan akal dan penuh rasa? Lantas salahkah jika terlalu banyak frasa yang berujung pada rasa?
Aku sedih jika harus terus mendengar semua pernyataan yang memang mungkin saja secara tak sengaja menusuk secara perlahan.
Apalagi makhluk-makhluk-Mu Tuhan, mereka mempertanyakan sesuatu yang mungkin tak perlu dipertanyakan, mereka membuat pernyataan yang memang itu bisa berubah suatu saat. Harus dengan cara apalagi aku menghadapi sesama makhluk berakal ini? Mereka yang mungkin kesal dengan semua sikapku, tapi pernah ga sih Tuhan mereka berpikir apa yang membuatku menjadi lebih diam membiru?.

"halah kamu terlalu mikirin sesuatu, hidup mah dijalanin aja, chill aja".

"manusia perasa".

"emosional kamu, gtu aja dipikirin".

Terus aja terus?
Aku sedih Tuhan, setiap kali menengadah ke langit tak terasa atas anugerah rasa yang kau beri, air ini turun lagi, setiap kali mengusap pipi atas air yang turun, terus bertambah dan bertambah. Setiap kali kening kecilku merendahkan untuk mengadu pada-Mu rasanya Kau sedang memelukku erat. 
Aku tak habis pikir Tuhan,
sampai-sampai tak mampu berkata dan berbicara lagi untuk saat ini. Manusia mana yang harus aku percaya sekarang?
Aku tidak pernah membenci untuk menjadi manusia, bahkan aku bersyukur diciptakan satu dan sebagai "AKU". 
Apa yang mereka mau Tuhan?
Jika sekedar untuk memberi luka dengan frasa lagi, kurasa aku tak perlu cerita lagi. Biarkan aku menjadi manusia yang lebih banyak mendengar tentang mereka. Biarkan aku menjadi telinga yang tak pernah mati bagi siapapun yang ingin kudengarkan ceritanya. 
Aku akan mendengarkannya, siapapun itu kemari dan berceritalah. Sekalipun yang telah memberi luka, kemarilah akan kuobati lukamu sampai kau sembuh. Aku tak tau seberapa banyak ucapan yang kerap kali membuat kupingmu panas dan terganggu. Aku dan siapapun kamu tak perlu tau siapa itu, yang aku harap saat ini semoga mereka sadar yaa. Aku harap ada manusia yang menjadi satu-satunya manusia yang kupercaya.
Mungkin nanti,
sebagai besti

                        -secerca frasa-

"I hope in the future, there are humans who really know abt me not from their stories or personalities, I hope there are humans who really know abt me from myself, until finally he/she says
"I'm lucky to be a human who can know you from the beginning".

yang bisa mengenal dari awal tidak selalu menemani dari awal, bisa jadi yang terakhir untuk mengawali sebuah permulaan yang baru.

Comments

Popular Posts